Rabu, 15 April 2020

FILUM ARTHROPODA



Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki. Empat kelas diantaranya yang paling umum yaitu Kelas Arachnoidea, Myriapoda, Crustacea, dan Insekta. Secara morfologi, Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasanya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages), namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok.
Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di tiap ruas. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
A.    Potongan Melintang Tubuh Arthropoda

















B.     Struktur Dinding Tubuh Arthropoda





Berikut adalah 4 kelas dari Arthropoda:
1.      Kelas Arachnoidea
Arachnoidea diambil dari kata yunani, yaitu Arachne = laba-laba. Tubuhnya terdiri dari 2 bagian yaitu cephalothorax dan perut, terdapat 6 pasang embelan pada cephalothorax, tidak ada antenna. Beberapa jenis yang termasuk Arachnoidea ialah : kalajengking, laba-laba, ceplak, dan sebagainya. Pernapasan selain mempunyai trakea juga mempunyai paru-paru buku, terletak di bagian ventral perut sebelah depan.
Saluran pencernaan terdiri dari :
a.    Mulut
b.    Faring
c.    Esophagus
d.   Lambung isap
e. Lambung yang sebenarnya yang mempunyai 5 pasang calcum (saluran didalam Cephalothorax)
f.     Intestine
Sistem peredaran darah terdiri dari : jantung, arteri  vena, dan sejumlah sinus. Jantung terletak pada pericardium, ke bagian depan diteruskan oleh aorta yang bercabang-cabang ke dalam jaringan-jaringan dibagian cephalothtrax, ke bagian belakang oleh arteri caudal, juga terdapat 3 pasang arteri perut. Pernapasan dilakukan oleh trakea dan paru-paru buku. Eksresi, alat ekskresi berupa saluran malphigi .system syaraf umumnya mengumpul, yang berasal dari persatuan ganglion-ganglion.
Beberapa jenis hewan arachnoide adalah :
a.    Scorpion-Kalajengking
Hewan ini biasanya  hidup dibawah batu-batu, pada lubang-lubang di dalam tanah atau juga ditempat-tempat yang tidak begitu bersih. Makanannya berupa insek atau laba-laba.Hewan-hewan besar dilumpuhkan oleh sengat yang terdapat di bagian ekornya.
b.    Laba-laba
Pada bagian ujung abdomen terdapat spinneret yang digunakan untuk membuat jarring-jaring/sarang, kelisere kecil, saluran racuunpada bagian taring. Beberapa jenis laba-laba yang kita temukan misalnya : laba-laba rumah, laba-laba harimau, laba-laba kecapi, dan sebagainya.
            Klasifikasi Arachnoidea:
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Athropoda
Class                : Arachnida
Ordo                : Araneae
Family             : Theridiidae
Genus              : Steatoda
Species            : Steatoda bipunctata
(ITIS, 2020).
Steatoda bipunctata

2.      Kelas Myriapoda
Myriapoda merupakan hewan yang memiliki banyak kaki. Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat, terutama di tempat yang banyak mengandung sampah, misalnya di kebun dan di bawah batu-batuan.

Sistem organ dalam tubuh Myriapoda
Sistem organ
Keterangan
Sistem pencernaan
Kalenjar ludah
Sistem pernapasan
Satu pasang trakea berspirakel
Sistem peredaran darah
Terbuka
Alat ekskresi
2 pasang pembuluh malpighi
Sistem saraf
Tangga tali


Klasifikasi Myriapoda
Myriapoda mempunyai dua subkelas yaitu chilopoda dan diplopoda.

·         Chilopoda
Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang. Tubuhnya memanjang dan agak pipih. Pada kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang spirakel. Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alt beracun. Alat penyengat digunakan unutk menyengat musuh atau pengganggunya. Sengatannya menimbulkan bengkak dan rasa sakit. Contoh hewan ini adalah kelabang (Scutigera sp.).
Klasifikasi Scutigera sp. :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Class                : Chilopoda
Ordo                : Scutigeromorpha
Family             : Scutigeridae
Genus              : Scutigera
Spesies             : Scutigera sp.
(Fajar, 2016).
Scutigera sp.

·         Diplopoda
Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan berjumlah seribu. Ada yang menyebutkan nama lain seperti keluwing. Tubuhnya bulat panjang. Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah. Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang spirakel. Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat hebivora atau pemakan sisa organisme. Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti gelombang. Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan tubuhnya dan pura-pura mati. Contoh hewan ini adalah kaki seribu (lulus sp.).

3.      Kelas Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras. Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat. Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca.

Sistem organ dalam tubuh Crustacea
Sistem organ
Makananya berupa bamgkai atau tumbuhan dan hewan lain. Akan tetapi, ada juga yang bersifat parasit pada organisme lain.
Alat pencernaannya terdiri atas tiga bagian, yaitu:
·    Tembolok, untuk menampung makanan.
·    Lambung otot (empedal)
·    Lambung kelenjar
Di dalam perut crustacea terdapat gigi-gigi kalsium yang teratur berderet secara longitudinal. Selain gigi kalsium ini terdapat pula batu-batu kalsium gastrolik yang berfungsi mengeraskan eksoskleton setelah terjadi
Sistem pencernaan makanan
Alat pernapasan umumnya berupa insang, kecuali yang bertubuh sangat kecil dengan seluruh permukaan tubuh.
Alat indra dan sistem saraf
Alat indra berupa sepasang mata majemuk (faset) bertangkai yang berkembang dengan baik. Alat pencium dan peraba berupa dua pasang antena. Sistem sarafnya berupa tangga tali. Pada sistem sarafnya terjadi pengumpulan dan penyatuan ganglion dan dari pasangan-pasangan ganglion keluar saraf yang menuju ke tepi.
Sistem reproduksi
Sistem reproduksinya bersifat diesis (berkelamin satu). Pembuahan terjadi secara eksternal. Telur menetas menjadi larva yang sangat kecil, berkaki tiga pasang, dan bersilia.
                                                    
Klasifikasi crustacea
·         Brachiopoda
Tubuh brachiopoda transparan (tembus cahaya). Ukuran tubuhnya 0,25 mm hingga 10 cm. Hewan ini bergerak dengan antenanya. Brachiopoda hidup sebagai zooplankton di laut dan di air tawar, contohnya Daphnia sp. Dan Aremia.
            
            Klasifikasi Daphnia :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Class                : Crustacea
Ordo                : Diplostraca
Family             : Daphniidae
Genus              : Daphnia
Spesies             : Daphnia latispina
           (ITIS, 2020).
Daphnia latispina



·         Ostracoda
Hewan ini umumnya berukuran sekitar 1 mm, tapi kisarannya mulai dari 0,2-0,3 mm. Hewan ini hidup sebagai zooplankton, tetapi sebagian besar hidup sebagai bentos yang melekat di dasar perairan. Alat geraknya berupa antena.

·         Copepoda
Copepoda mencakup ±4.500 spesies, hewan in ihidup sebagai parasit pada insang dan sirip ikan, baik ikan laut maupun ikan air tawar. Pada umunya copepoda tidak mempunyai mulut dan menyerap makanan langsung dari inangnya.

·         Malacostraca
Tubuh malacostraca pada umumnya terdiri atas 14 segmen. Delapan segmen depan merupakan sefalotoraks, sedangkan enam segmen belakang membentuk abdomen. Malacostraca dibagi menjadi beberapa ordo, yaitu :
a.       Isopoda
    Pada umumnya isopoda dapat menggulung seperti trenggiling. Kutu kayu amat merugikan manusia karena membuat lubang-lubang pada galangan kapal atau perahu.

b.      Stomatopoda
    Stomatopoda pada umumnya berwarna mencolok dan bentuk tubuhnya mirip dengan belalang sembah. Hewan ini mempunyai cangkang luar  berupa karapas yang menyatu dengan dua segmen dada yang paing depan. Habitat hewan ini adalah di laut.

c.       Decapoda
    Disebut decapoda karena berkaki,decapoda yang telah dikenal ±8.500 jenis, termasuk udang,kepiting,dan rajungan.

4.      Kelas Insecta
            Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda.Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.
Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang memiliki sayap pada segmen kedua dan ketiga.
Bagian abdomen insecta tidak memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya dioseus.

Sistem organ dalam tubuh insecta
Sistem organ
Makananya berupa bamgkai atau tumbuhan dan hewan lain. Akan tetapi, ada juga yang bersifat parasit pada organisme lain.
Alat pencernaannya terdiri atas tiga bagian, yaitu:
·    Tembolok, untuk menampung makanan.
·    Lambung otot (empedal)
·    Lambung kelenjar
Di dalam perut crustacea terdapat gigi-gigi kalsium yang teratur berderet secara longitudinal. Selain gigi kalsium ini terdapat pula batu-batu kalsium gastrolik yang berfungsi mengeraskan eksoskleton setelah terjadi
Sistem pencernaan makanan
Alat pernapasan umumnya berupa insang, kecuali yang bertubuh sangat kecil dengan seluruh permukaan tubuh.
Alat indra dan sistem saraf
Alat indra berupa sepasang mata majemuk (faset) bertangkai yang berkembang dengan baik. Alat pencium dan peraba berupa dua pasang antena. Sistem sarafnya berupa tangga tali. Pada sistem sarafnya terjadi pengumpulan dan penyatuan ganglion dan dari pasangan-pasangan ganglion keluar saraf yang menuju ke tepi.
Sistem reproduksi
Sistem reproduksinya bersifat diesis (berkelamin satu). Pembuahan terjadi secara eksternal. Telur menetas menjadi larva yang sangat kecil, berkaki tiga pasang, dan bersilia.
 
Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga :
1.      Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa perubahan wujud. Contohnya kutu buku (Lepisma saccharina).
2.      Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut.
3.      Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahanwujud yang sanagt berbeda (sempurna).
Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur – larva – pupa – dewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali.

Klasifikasi kupu-kupu (Morpho rethenor):
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Class                : Insecta
Ordo                : Lepidoptera
Family             : Nymphalidae
Genus              : Morpho
Spesies             : Morpho rethenor
(ITIS, 2020).
Morpho rethenor



















Sumber :

Fajar, M. 2016. Scutigera sp., Merayap Senyap Dalam Kegelapan. https://www.biodiversitywarriors.org/scutigera-sp-merayap-senyap-dalam-kegelapan.html. Diakses online pada Selasa, 7 April 2020.

ITIS. 2020. https://itis.gov/. Diakses online pada Selasa, 7 April 2020.

Yulianti, Y. 2014. Zoologi Avertebrata: Arthropoda. Cirebon: IAIN Syekh  Nurdjati.

1 komentar: